Kemarau


Bulan Oktober sudah datang, tapi kemarau masih saja bertengger di langit dan sekitar. Berjalan seharian di luar ruangan pada siang hari selalu terasa menyiksa, namun tinggal di dalam juga membunuh kemanusiaanmu secara perlahan.
Kemarau tahun ini benar-benar tanpa ampun rupanya. Sudah berapa hektar area lahan dan hutan yang terbakar, melahirkan kabut asap menyesakkan di daerah-daerah. Becana. Ini bukan lagi sekedar kemarau. Orang-orang tidak peduli, mereka punya pendingin ruangan di dalam rumah-rumah dan ruangan-ruangan kantor mereka. Kemarau tidak ada artinya kecuali bagi orang-orang melarat, yang hidupnya masih susah karena ketidakpedulian orang tidak melarat. Saat ini jalan keluarnya adalah: selamatkan diri sendiri. Bumi ini tak apalah, tak usah dipikirkan.

Satu-satunya hal baik soal kemarau panjang tahun ini adalah, langit malam selalu jernih dan cerah, dan karenanya kau bisa memandangi bulan dan bintang-bintang setiap malam jika sudah waktunya mereka muncul di langit. Kalau beruntung, kau bahkan bisa melihat blackbird singing in the dead of night, karena udara yang begitu panas dan kering menghilangkan kewarasanmu bahkan di malam-malam yang damai sekalipun. Kau mungkin akan mulai menghayal tentang big bang sampai dengan supernova, lalu kau tertidur di tengah-tengah khayalanmu. Kemudian kau terbangun siang bolong, dan langit sudah kembali seperti neraka. Udara jahanam yang bahkan untuk dibawa rebahan saja rasanya menjengkelkan karena keringat membuat kulit-kulit di tubuhmu terasa lengket dan menjijikkan. Kecuali kau punya pendingin ruangan (yang menghasilkan Freon dan menyumbang efek gas rumah kaca dan lingkaran setan neraka kemarau ini) di dalam rumahmu.


Lalu sekarang siapakah yang jamin hujan akan turun November atau Desember nanti?  

Comments