Selamat Tahun Baru 2020

Hari ini pertama kalinya saya keluar kamar kostan dalam dua hari belakangan.
Sudah seribu juta kali saya melewati jalanan hutan kampus vokasi, tapi baru kali ini saya benar-benar mendengarkan kur burung, nyanyian magis. Anehnya, seekor solois diantara kur tersebut seperti menyanyikan sesuatu khusus untuk saya dengar. Perasaan saya saja, mungkin.

Hari ini, mereka menebang satu lagi pohon yang lain. Kalau saya ingat-ingat, hutan vokasi sudah berubah banyak sekali sejak pertama kali saya melewatinya dulu waktu masa ospek. Dulu jalan yang dilalui mestilah tanah yang berlumpur kalau habis hujan. Sekarang sudah canggih benar rasanya, jalanan sudah dilapisi batako dan sudah ada sidewalk pula buat pejalan kaki. Kalau pun ada yang kurang soal jalan hutan vokasi, cuma lampu penerangannya yang sudah berapa bulan ini rusak dan tak kunjung diperbaiki. 
Tapi kalau dipikir-pikir, percuma semua kecanggihan dan kemajuan yang sudah terjadi disekeliling kalau mereka tetap menebang pohon-pohon. Mau sekaligus atau satu per-satu, sama saja! Manusia memang egois, mengorbankan hidup makhluk lain demi kenyamanan diri sendiri, dasar para pemalas dan pengeluh itu!

Tidak terasa satu jam lebih saya berjalan kali, menghayalkan banyak persoalan sepanjang perjalanan sampai kembali lagi ke depan wisma tempat saya tinggal. Seorang bapak mengayuh gerobak Susu Nasional, dia pasti baru saja melewati jalanan mendaki di depan itu. Kaki saya sudah mau lepas rasanya, tapi si Bapak nampak santai mengayuh sepedanya. Saya juga seorang pengeluh ternyata. 
Apakah yang membuat si Bapak pedagang susu bahagia? Apa dengan menjual habis semua dagangannya sudah membuat dia sebahagia saya hari ini yang akhirnya bisa membeli kamera benaran pertama saya? 

Selamat tahun baru!

Comments

Popular Posts