Cosmic Thoughts

Memikirkan soal mekanika kuantum, teknologi-teknologi jelajah ruang angkasa, perjalanan waktu, multiverse, dan yang semacam itu, adalah sebuah pelarian yang menyenangkan ketika lelah berurusan dengan masalah keseharian yang itu-itu saja dan seringkali minim makna tapi melelahkan.

Sebenarnya saya tidak benar-benar mengerti bagaimana cara kerja ilmuan dan sains. Buku-buku tentang fisika dan astronomi yang saya sempatkan baca selalu membahas teori ini dan teori itu dan betapa hebatnya penemuan-penemuan teori baru bagi kemajuan alam semesta dan bagi kehidupan umat manusia. Tapi tetap saja saya tidak memahami sebagian besar dari mereka. 
Langit dan bumi saja sudah demikian misterius dan sulit dipahami. Saya bahkan belum sempat mencari tau benar-benar bagaimana bulan dan rotasinya membuat dia nampak sangat terang dan bulat penuh di suatu malam, dan hanya bercahaya sebagian di malam lainnya, lalu sama sekali tak muncul di langit di suatu malam yang lain.

Sains yang misterius (setidaknya buat saya) ialah sebuah prasyarat untuk menembus batasan saat ini, seperti juga yang berlaku di masa-masa lampau.
Menghancurkan batas untuk kemudian menemukan batasan lainnya lagi jadi seperti sebuah siklus tanpa akhir dunia ini. Manusia tidak puas, dan tidak akan pernah. Dan mereka punya sains untuk menembus batasan-batasan.

Saya tidak peduli bagaimana persamaan-persamaan matematis dan fisika menunjukkan bahwa alam semesta terus mengembang dalam kecepatan yang super tinggi dan bagaimana mereka bisa berguna dalam menentukan dimana pusat alam semesta.

Ide dan teori-teori tentang bagaimana waktu dapat dijelajahi secara 'melawan arah' memang terdengar super keren dan menggiurkan. Siapa yang tidak tertarik kembali ke masa lalu untuk memeriksa apakah alam semesta benar-benar bermula sejak big bang, atau kembali ke waktu-waktu krusial dalam hidup untuk sedikit memperbaiki keputusan masa lampau yang disesali hari ini?
Melakukan alternasi sejarah.
Gila dan keren, 'kan?

Namun, rasanya buat saya memikirkan soal kosmik saja sudah cukup oke lah.
Belakangan ini saya sering kali mengosongkan pikiran untuk membuat ruang hanya bagi khayalan soal langit dan tata surya. Setiap malam ketika berjalan dari kantor ke halte busway, atau dari kampus ke stasiun, saya selalu memeriksa posisi bulan di langit, memastikan apakah fase bulan berlangsung sesuai dengan teori rotasi dan revolusi bulan yang saya pelajari dulu di SD.

Memikirkan bahwa cahaya bulan atau bintang kecil yang jauh yang sampai ke mata kita adalah cahaya dari beberapa waktu yang lalu, sering membuat saya mual dan sakit perut (in a good way). Cahaya bintang mungkin saja sebelumnya telah melalui jarak sekian tahun cahaya sampai kemudian terlihat oleh kita di bumi. Itu kan artinya sama saja dengan melihat masa lalu.
Buat saya selalu mengagumkan menonton benda-benda langit dari bumi. Apalagi kalau ditemani playlist lagu-lagu yang tepat. Langit bisa terasa makin misterus dan mengagumkan.

Comments

Popular Posts