Ada Tiada

Belakangan saya sedang sibuk memikirkan tentang ketidakadaan. Berawal dari beberapa minggu lalu waktu saya menemukan sebuah artikel mengenai 'What is Nothing?' (bisa dibaca di link ini) yang kebetulan muncul di timeline twitter saya. Ketika saya baca, reaksi pertama saya adalah bawa konsep ketidakadaan ternyata sangat menarik namun sekaligus terlalu abstrak dan kontradiktif untuk dapat saya mengerti.
Mengapa dan bagaimama ketidakadaan itu ada? (jelas dalam tulisan ini saya tidak akan menjawabnya, karena saya sendiri pun tidak paham)

Bagaimana bisa ada 'tidak ada'? 
Jadi sebenarnya, apakah 'tidak ada' itu tidak ada atau ada? 
Bagaimana bisa ia ada jika ia adalah 'tidak ada'? 
Dan bagaimana pula ia tidak ada jika kita mengetahuinya? 


Siapakah yang menemukan ketidakadaan?
Bagaimana Ia menemukan ketidakadaan? 


Apakah ketidakadaan adalah suatu hampa? Namun begitu kehampaan pun masih terisi ketidakadaan.

Funny

Saya betul-betul tidak bisa memahaminya.


Belakangan ketika saya menyuarakan kebingungan tentang ini di halaman facebook, seorang bijak yang saya kenal berkomentar dan memperkenalkan saya pada satu konsep filosofi jawa yang disebut suwung
Jika saya tidak salah mengertinya, suwung adalah kekosongan dalam keadaan, atau bahkan dalam kepenuhan. Apa pula lagi itu. 
Tidak cukup aneh fakta bahwa adanya ketidakadaan, kekosongan dalam keadaan? 
Bagaimana bisa ada kekosongan dalam sesuatu yang ada? Apakah kita - manusia, makhluk, semuanya - adalah keadaan yang terdiri dari kekosongan-kekosongan? 
Entah apalah yang saya pertanyakan itu.


Anehnya lagi, pertanyaan-pertanyaan ini tidak ingin saya cari tau segera jawabannya. Saya merasakan sesuatu yang menyenangkan dari rasa penasaran akan pertanyaan-pertanyaan yang tidak mudah ditemukan jawabannya, seperti sebuah misteri yang jawabannya bisa jadi apa saja, apapun. Kali ini mungkin akan saya biarkan saja diri saya bertanya-tanya.


Ditulis sambil menunggu kereta arah Bogor, 

22.03, Cikini, Jakarta Pusat.

Comments