TheOvertunes

Well, ini memang bukan blog musik macam Rolling Stone, dan saya nggak akan tulis review tentang lagu atau musisi atau atau semacamnya. Satu-satunya motivasi saya nulis postingan kali ini adalah karena menurut saya band satu ini pantas dapat crowd dan audience yang lebih besar. They write really good music!

Saya udah ngikutin TheOvertunes dari jaman vokalisnya (Mikha Angelo) ikut ajang pencarian bakat di TV, kalau nggak salah tahun 2012. Awalnya saya tertarik karena -- selain suaranya memang bagus dan jernih ngalir kayak air -- Mikha ini setelah lulus SMP langsung masuk kuliah (iya, dia skip SMA!). Dan nggak main-main, anak ini kuliahnya di jurusan sound engineering cuy! Gawat.
Disamping itu, saya ingat betul waktu audisi ditanya mimpinya apa, Mikha bilang dia mau bermusik bikin karya yang anti-mainstream (mungkin istilah kekiniannya indie, atau apalah) dan dia percaya musik itu bisa merubah dunia. Wuihh anak ini betul-betul idealis soal musik ya, begitu pikir saya waktu itu.

Saya penasaran dan mulai cari-cari tentang Mikha di internet, lalu ketemulah account soundcloud-nya TheOvertunes. Ternyata sebelum ikut ajang pencarian bakat pun Mikha udah nge-band dengan dua kakaknya, Reuben dan Mada. Waktu itu di account soundcloud mereka udah ada banyak rekaman-rekaman lagu original mereka sendiri. Lagu yang pertama menarik perhatian saya adalah adaptasi puisi Chairil Anwar yang judulnya Derai-Derai Cemara, yang dijadikan semacam lagu/musikalisasi puisi. Dari situ saya mulai dengar semua lagu-lagu mereka yang lain, dan bagus-bagus semua apalagi kalau ingat yang bikin adalah anak-anak umur dibawah (kalau tidak salah) 15 tahun.  

Setelah selesai dari ajang pencarian bakat (dan tidak menang waktu itu), saya jarang dengar berita tentang Mikha di TV, padahal waktu itu dia dengan TheOvertunes langsung rilis single yang judulnya Soulmate. Saya masih ingat betul lagu tersebut adalah salah satu track dalam album kompilasi yang dikeluarkan ajang pencarian bakat yang diikuti Mikha. Lagunya ringan, dengan aliran pop akustik yang jadi ciri khas TheOvertunes. 

Sekitar tahun 2013 (kalau tidak salah) mereka merilis sebuah single lagi, judulnya Sayap Pelindungmu, masih dengan genre dan ciri khas yang sama dan kemudian diikuti dengan rilisan single-single lainnya dan album pertama mereka. Sejak itu nama TheOvertunes mulai semakin terkenal, dan lebih terkenal lagi waktu mereka berkolaborasi dengan grup vokal GAC untuk mengisi original soundtrack di film Cek Toko Sebelah. Kemudian karya-karya mereka terus bertambah, dan (menurut pendapat pribadi saya) selalu original.

Terakhir di pertengahan tahun 2018, TheOvertunes merilis album terbaru mereka yang berjudul Memories Made, masih bersama Sony Music. Menurut saya, album mereka kali ini betul-betul adalah satu bentuk ketulusan dan menggambarkan pendewasaan TheOvertunes dalam bermusik. Entah bagaimana cara menggambarkannya lewat tulisan, tapi yang jelas masing-masing lagu terlihat dikerjakan dengan semakin matang dan detail, dan tetap sangat original. 

Mungkin masalah selera, dan mungkin bagi sebagian orang musik mereka terlalu sederhana untuk dinilai se-"wah" itu. Tapi buat saya, ada magis tertentu dari -hampir semua- lagu dalam album Memories Made yang (entah bagaimana cara menjelaskannya) membuat masing-masingnya menyenangkan untuk didengar. Intinya, kalau kalian belum dengar albumnya silahkan ke platform-platform musik digital atau ke internet dan dengarkan lalu nilai sendiri apakah menurut kalian penilaian dari saya ini berlebihan atau tidak. 

Terakhir sebelum saya akhiri tulisan ini, saya ingin membagikan salah satu video live TheOvertunes membawakan salah satu lagu dari album terbaru mereka Memories Made (Part 1), berjudul Bicara. 

Sekian dan selamat mendengarkan! (semoga suka)

Breakout Showcase - TheOvertunes - Bicara