Lamun
Sungai di sudut jalan itu sejatinya terlalu magis dan baru kali ini aku menyadarinya. Ia mengalirkan suara arus air sampai ke ujung muara yang entah dimana. Sebelumnya pantulan sinar matahari siang di permukaan sungai tak pernah nampak, sebab tertutupi berbatang-batang pohon bambu dan cabang daunnya yang ada ratusan.
Malam ini bulan sedang menyala terang. Berbatang-batang bambu yang baru saja ditebang sebagian membuat sang sungai menampakkan megah arusnya. Sesaat langkahku terhenti, aku terkesima dengan pantulan sinar bulan berwarna perak di ujung jembatan yang menghubungkan pinggir-pinggir sungai. Begitu terangnya sebab tak ada cahaya lain di sekeliling hutan dan jalanan. Lamunanku lalu berangkat meninggalkan kesadaran, mengikuti pantulan sinar dari permukaan air menuju sumber cahaya di langit.
Lalu aku teringat ketidakmungkinan kita.
Lalu aku ingin berhenti memikirkan kau.
Kau akan terus datang dan pulang dengan motor yang tidak terlalu tua -- sehingga tak puitis -- , dan aku akan terus datang dan pulang dengan berjalan kaki sambil menatap langit dan menghayal.
Begitu terus sampai aku tak lagi melihatmu menaiki motor yang tidak terlalu tua -- sehingga tak puitis -- saat aku berjalan pulang sambil menghayal, lalu aku pergi meninggalkan kota ini dan kau meraih cita-citamu.
Begitu terus sampai aku tak lagi melihatmu menaiki motor yang tidak terlalu tua -- sehingga tak puitis -- saat aku berjalan pulang sambil menghayal, lalu aku pergi meninggalkan kota ini dan kau meraih cita-citamu.

Comments
Post a Comment